Sabtu, 28 Maret 2009

MENGAJARKAN BAYI BERENANG

Mengajarkan renang sudah bisa dimulai sebelum usia satu tahun. Intinya
adalah membuat bayi nyaman berada di air.

Bermain air bisa membuat bayi gembira. Amati saja saat ia dimandikan
dengan cara yang tepat, ia tampak begitu nyaman. Bukankah selama dalam
rahim, ia pun sudah akrab dengan air. Sementara di hari-hari berikutnya,
secara rutin ia akan dimandikan. Oleh karena itu, sangat mendukung
apabila berenang mulai diajarkan di usia bayi, karena melatihnya justru
akan lebih mudah.
ikuti terus ya....



MANFAAT RENANG
1. Menghilangkan rasa takut pada air
Banyak anak tak mau belajar renang karena takut air. Jika aktivitas
renang dikenalkan sejak bayi, hal itu tak akan terjadi.
2. Sarana bermain
Bermain tak harus selalu di kamar atau di taman. Kolam renang bisa juga
menjadi sarana bermain yang menyenangkan.
3. Menyehatkan badan dan merangsang gerakan motorik
Dengan bermain air, otot-otot bayi berkembang, persendiannya tumbuh
secara optimal, pertumbuhan badannya meningkat, dan tubuh pun jadi
lentur. Dengan kata lain, semua komponen tubuhnya akan terlatih melalui
renang karena seluruh anggota tubuh mulai dari kaki, tangan, hingga
kepala digerakkan walaupun belum dengan teknik yang sempurna. Bayi jadi
terlatih dan daya tahan tubuhnya pun lebih terjaga.
4. Mengasah kemandirian, keberanian, dan percaya diri
Berenang mendorong bayi tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan memiliki
rasa percaya diri yang tinggi. Hal ini tercermin saat bayi tak lagi
takut menjelajah bersama orang tua di kolam yang besar.
5. Kemampuan sosial
Berenang bersama-sama di kolam akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan
meningkatkan kemampuannya beradaptasi dan bersosialisasi dengan orang
lain.

LANGKAH BELAJAR RENANG
Untuk mulai mengajari bayi berenang, bayi mesti melalui tahap pengenalan
air.
1. Lakukan latihan awal dengan menggunakan kolam plastik sebelum
masuk ke kolam sungguhan. Basahi tubuhnya seperti ketika memandikan agar
tak timbul fobia air. Bawa serta mainan tahan air seperti mainan bebek
atau ikan, agar ia merasakan main di kolam sebagai sesuatu yang
menyenangkan. Jangan ragu untuk melibatkannya agar mau bermain-main,
seperti menciprat-cipratkan air. Ini akan memancingnya untuk tersenyum
dan tertawa, sekaligus menstimulasi kemampuan motoriknya.
2. Jika si kecil sudah akrab dengan air, ajaklah ia untuk masuk ke
kolam renang sungguhan. Namun, sebelumnya ada beberapa faktor yang mesti
diperhatikan, antara lain :
a. Kedalaman kolam
Jangan bawa bayi ke kolam renang yang tidak memiliki bagian khusus untuk
anak. Pilihlah area yang tingkat kedalamannya hanya sebatas pinggangnya.
Selain menghindari hal-hal yang tak diinginkan, semisal tenggelam, kolam
yang terlalu dalam juga dikhawatirkan membuat si kecil merasa tak nyaman
yang malah mengakibatkannya jadi takut air. Untuk mengenalkan tingkat
kedalaman yang berbeda, lakukanlah secara bertahap, dari yang paling
dangkal.
b. Suhu air
Air kolam renang sebaiknya jangan terlalu dingin atau terlalu panas.
Usahakan yang bersuhu kurang lebih sama dengan suhu badan. Air yang
terlalu dingin maupun panas bisa menyebabkan si kecil sakit.
c. Kejernihan air
Usahakan air kolam renang jernih dan tak keruh, sehingga kalaupun
terminum tidak mengakibatkan apa-apa. Sedapat mungkin hindari kolam
renang yang airnya mengandung kaporit karena justru akan berdampak buruk
pada mata dan kulitnya.
d. Lantai kolam
Perhatikan kebersihan lantai kolam. Hindari yang permukaannya licin
karena bisa mengakibatkannya gampang terpeleset.
e. Sebagai langkah awal, seperti yang dilakukan di kolam karet,
lakukan pengenalan air secara bertahap dimulai dengan membasuh seluruh
tubuhnya. Lalu dalam posisi duduk gerakkan kaki silih berganti dan
gerakkan tangannya seperti mencipratkan air. Jangan lupa, tetap bawa
serta mainan air kesayangannya agar si kecil tak cepat bosan berada di
kolam.
3. Tahap berikutnya, gunakan pelampung yang berbentuk ban yang
mampu menahan tubuhnya atau yang dilingkarkan pada pergelangan tangan.
Fungsi pelampung ini selain sebagai alat pengaman, juga bisa membantu
bayi berlatih "mengapung". Sambil menggunakan pelampung, bawa ia
menyusuri pinggir kolam. Tapi ingat, jangan sesekali melepaskan pegangan
maupun pengawasan Anda dari si kecil.
4. Secara bertahap penggunaan pelampung sebaiknya dihentikan agar
bayi tak tergantung pada alat tersebut. Sebagai pengganti pelampung,
ayah/ibu bisa memegangi badan si kecil dan ajak untuk menikmati acara
jalan-jalan di dalam kolam. Jika ia sudah terbiasa dengan air yang ada
di sekelilingnya, secara bertahap pula ajak ia berenang di kolam yang
lebih dalam.
5. Agar bayi lebih termotivasi bereksplorasi di air, ajak anak-anak
yang lain. Dengan proses belajar yang menyenangkan di antara banyak
teman, tentu bayi akan lebih bersemangat. Secara tidak langsung, dengan
banyaknya teman yang ikut berlatih, dalam diri bayi akan tumbuh
keyakinan bahwa berenang itu sungguh menyenangkan.
6. Pengawasan dan pendampingan orang tua memang jelas-jelas harus
dilakukan. Ini penting karena tak sedikit bayi yang nyaris tenggelam
atau tersedak akibat mulut atau hidungnya kemasukan air. Jika mengalami
hal tak menyenangkan seperti itu bukan tidak mungkin bayi jadi enggan
berenang. Sementara jika bayi memang sulit diajari berenang karena takut
air, amat disarankan agar orang tua tidak memaksakan kehendak. Mungkin
dia butuh waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri dengan air. Yang
penting, jalani proses belajar berenang dengan suasana bermain yang
menyenangkan.

USIA TEPAT BERLATIH RENANG
Lalu kapan, sih, bayi sudah bisa diajari berenang di kolam? Yang paling
pas adalah di usia 9 bulan, tak lain karena di usia ini umumnya bayi
sudah bisa duduk tegak sendiri dan relatif kuat menyangga tubuhnya saat
berdiri. Namun, tentu saja proses belajarnya harus dibedakan dari proses
belajar yang diterapkan pada anak yang lebih besar. Jika yang berperan
sebagai pelatihnya adalah orang tua sendiri, biasanya bayi akan lebih
senang, hingga bisa lebih mudah dan cepat proses belajarnya.

MESTI PROPORSIONAL
Pada prinsipnya, setiap aktivitas olahraga adalah baik. Namun,
manfaatnya akan maksimal jika kegiatan ini dilakukan secara teratur dan
proporsional. Jadi, ada batasan-batasannya, yaitu latihan tidak melebihi
kemampuan bayi karena bisa berakibat buruk. Antara lain daya tahan
tubuhnya bisa merosot karena terlalu dipaksakan. Menurutnya, frekuensi
olahraga yang baik bagi kesehatan adalah tiga kali setiap minggu.
Waktunya cukup sekitar 10-15 menit saja. "Jangan terlalu lama karena
bayi cepat capek meski cepat juga pemulihannya. Kalau dia enggan, ya
jangan memaksakan diri. Juga kalau bayi capek, jangan dipaksakan. Nanti
malah sakit."

PENTING UNTUK DIPERHATIKAN
Bagi orang tua yang ingin melatih bayinya berenang, berikut sejumlah hal
penting :
1. Kenalkan sejak dini. Lakukan latihan secara bertahap sesuai
dengan umur dan keberanian bayi terhadap air.
2. Jangan pernah memaksa bayi untuk berenang. Jika dipaksakan bayi
justru akan menolak/enggan masuk kolam.
3. Jangan membenamkan kepala bayi ke dalam air.
4. Usahakan agar orang tua sendiri yang jadi pelatihnya agar bayi
tak merasa asing, hingga ia bisa merasa nyaman.
5. Perhatikan sarana yang akan digunakan, termasuk kondisi kolam
renang dan pelampungnya. Ini akan meminimalkan tingkat risiko terjadinya
kecelakaan/hal-hal yang tak diinginkan.
Tetap awasi dan dampingi saat bayi berada dalam air.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Featured