Senin, 04 Mei 2009

Studi Kelayakan


Sebenarnya??? siapa sih yang lebih layak naik kereta dorong?? post kan komentar anda



Sabtu, 25 April 2009

GALERI 2
















GALERI



ini adalah contoh dari sekian banyak jenis jilbab lainnya, jika berminat? hubungi saya langsung di nomor telpon. 081256606406 lina warda

Sabtu, 28 Maret 2009

MENGAJARKAN BAYI BERENANG

Mengajarkan renang sudah bisa dimulai sebelum usia satu tahun. Intinya
adalah membuat bayi nyaman berada di air.

Bermain air bisa membuat bayi gembira. Amati saja saat ia dimandikan
dengan cara yang tepat, ia tampak begitu nyaman. Bukankah selama dalam
rahim, ia pun sudah akrab dengan air. Sementara di hari-hari berikutnya,
secara rutin ia akan dimandikan. Oleh karena itu, sangat mendukung
apabila berenang mulai diajarkan di usia bayi, karena melatihnya justru
akan lebih mudah.
ikuti terus ya....



MANFAAT RENANG
1. Menghilangkan rasa takut pada air
Banyak anak tak mau belajar renang karena takut air. Jika aktivitas
renang dikenalkan sejak bayi, hal itu tak akan terjadi.
2. Sarana bermain
Bermain tak harus selalu di kamar atau di taman. Kolam renang bisa juga
menjadi sarana bermain yang menyenangkan.
3. Menyehatkan badan dan merangsang gerakan motorik
Dengan bermain air, otot-otot bayi berkembang, persendiannya tumbuh
secara optimal, pertumbuhan badannya meningkat, dan tubuh pun jadi
lentur. Dengan kata lain, semua komponen tubuhnya akan terlatih melalui
renang karena seluruh anggota tubuh mulai dari kaki, tangan, hingga
kepala digerakkan walaupun belum dengan teknik yang sempurna. Bayi jadi
terlatih dan daya tahan tubuhnya pun lebih terjaga.
4. Mengasah kemandirian, keberanian, dan percaya diri
Berenang mendorong bayi tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan memiliki
rasa percaya diri yang tinggi. Hal ini tercermin saat bayi tak lagi
takut menjelajah bersama orang tua di kolam yang besar.
5. Kemampuan sosial
Berenang bersama-sama di kolam akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan
meningkatkan kemampuannya beradaptasi dan bersosialisasi dengan orang
lain.

LANGKAH BELAJAR RENANG
Untuk mulai mengajari bayi berenang, bayi mesti melalui tahap pengenalan
air.
1. Lakukan latihan awal dengan menggunakan kolam plastik sebelum
masuk ke kolam sungguhan. Basahi tubuhnya seperti ketika memandikan agar
tak timbul fobia air. Bawa serta mainan tahan air seperti mainan bebek
atau ikan, agar ia merasakan main di kolam sebagai sesuatu yang
menyenangkan. Jangan ragu untuk melibatkannya agar mau bermain-main,
seperti menciprat-cipratkan air. Ini akan memancingnya untuk tersenyum
dan tertawa, sekaligus menstimulasi kemampuan motoriknya.
2. Jika si kecil sudah akrab dengan air, ajaklah ia untuk masuk ke
kolam renang sungguhan. Namun, sebelumnya ada beberapa faktor yang mesti
diperhatikan, antara lain :
a. Kedalaman kolam
Jangan bawa bayi ke kolam renang yang tidak memiliki bagian khusus untuk
anak. Pilihlah area yang tingkat kedalamannya hanya sebatas pinggangnya.
Selain menghindari hal-hal yang tak diinginkan, semisal tenggelam, kolam
yang terlalu dalam juga dikhawatirkan membuat si kecil merasa tak nyaman
yang malah mengakibatkannya jadi takut air. Untuk mengenalkan tingkat
kedalaman yang berbeda, lakukanlah secara bertahap, dari yang paling
dangkal.
b. Suhu air
Air kolam renang sebaiknya jangan terlalu dingin atau terlalu panas.
Usahakan yang bersuhu kurang lebih sama dengan suhu badan. Air yang
terlalu dingin maupun panas bisa menyebabkan si kecil sakit.
c. Kejernihan air
Usahakan air kolam renang jernih dan tak keruh, sehingga kalaupun
terminum tidak mengakibatkan apa-apa. Sedapat mungkin hindari kolam
renang yang airnya mengandung kaporit karena justru akan berdampak buruk
pada mata dan kulitnya.
d. Lantai kolam
Perhatikan kebersihan lantai kolam. Hindari yang permukaannya licin
karena bisa mengakibatkannya gampang terpeleset.
e. Sebagai langkah awal, seperti yang dilakukan di kolam karet,
lakukan pengenalan air secara bertahap dimulai dengan membasuh seluruh
tubuhnya. Lalu dalam posisi duduk gerakkan kaki silih berganti dan
gerakkan tangannya seperti mencipratkan air. Jangan lupa, tetap bawa
serta mainan air kesayangannya agar si kecil tak cepat bosan berada di
kolam.
3. Tahap berikutnya, gunakan pelampung yang berbentuk ban yang
mampu menahan tubuhnya atau yang dilingkarkan pada pergelangan tangan.
Fungsi pelampung ini selain sebagai alat pengaman, juga bisa membantu
bayi berlatih "mengapung". Sambil menggunakan pelampung, bawa ia
menyusuri pinggir kolam. Tapi ingat, jangan sesekali melepaskan pegangan
maupun pengawasan Anda dari si kecil.
4. Secara bertahap penggunaan pelampung sebaiknya dihentikan agar
bayi tak tergantung pada alat tersebut. Sebagai pengganti pelampung,
ayah/ibu bisa memegangi badan si kecil dan ajak untuk menikmati acara
jalan-jalan di dalam kolam. Jika ia sudah terbiasa dengan air yang ada
di sekelilingnya, secara bertahap pula ajak ia berenang di kolam yang
lebih dalam.
5. Agar bayi lebih termotivasi bereksplorasi di air, ajak anak-anak
yang lain. Dengan proses belajar yang menyenangkan di antara banyak
teman, tentu bayi akan lebih bersemangat. Secara tidak langsung, dengan
banyaknya teman yang ikut berlatih, dalam diri bayi akan tumbuh
keyakinan bahwa berenang itu sungguh menyenangkan.
6. Pengawasan dan pendampingan orang tua memang jelas-jelas harus
dilakukan. Ini penting karena tak sedikit bayi yang nyaris tenggelam
atau tersedak akibat mulut atau hidungnya kemasukan air. Jika mengalami
hal tak menyenangkan seperti itu bukan tidak mungkin bayi jadi enggan
berenang. Sementara jika bayi memang sulit diajari berenang karena takut
air, amat disarankan agar orang tua tidak memaksakan kehendak. Mungkin
dia butuh waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri dengan air. Yang
penting, jalani proses belajar berenang dengan suasana bermain yang
menyenangkan.

USIA TEPAT BERLATIH RENANG
Lalu kapan, sih, bayi sudah bisa diajari berenang di kolam? Yang paling
pas adalah di usia 9 bulan, tak lain karena di usia ini umumnya bayi
sudah bisa duduk tegak sendiri dan relatif kuat menyangga tubuhnya saat
berdiri. Namun, tentu saja proses belajarnya harus dibedakan dari proses
belajar yang diterapkan pada anak yang lebih besar. Jika yang berperan
sebagai pelatihnya adalah orang tua sendiri, biasanya bayi akan lebih
senang, hingga bisa lebih mudah dan cepat proses belajarnya.

MESTI PROPORSIONAL
Pada prinsipnya, setiap aktivitas olahraga adalah baik. Namun,
manfaatnya akan maksimal jika kegiatan ini dilakukan secara teratur dan
proporsional. Jadi, ada batasan-batasannya, yaitu latihan tidak melebihi
kemampuan bayi karena bisa berakibat buruk. Antara lain daya tahan
tubuhnya bisa merosot karena terlalu dipaksakan. Menurutnya, frekuensi
olahraga yang baik bagi kesehatan adalah tiga kali setiap minggu.
Waktunya cukup sekitar 10-15 menit saja. "Jangan terlalu lama karena
bayi cepat capek meski cepat juga pemulihannya. Kalau dia enggan, ya
jangan memaksakan diri. Juga kalau bayi capek, jangan dipaksakan. Nanti
malah sakit."

PENTING UNTUK DIPERHATIKAN
Bagi orang tua yang ingin melatih bayinya berenang, berikut sejumlah hal
penting :
1. Kenalkan sejak dini. Lakukan latihan secara bertahap sesuai
dengan umur dan keberanian bayi terhadap air.
2. Jangan pernah memaksa bayi untuk berenang. Jika dipaksakan bayi
justru akan menolak/enggan masuk kolam.
3. Jangan membenamkan kepala bayi ke dalam air.
4. Usahakan agar orang tua sendiri yang jadi pelatihnya agar bayi
tak merasa asing, hingga ia bisa merasa nyaman.
5. Perhatikan sarana yang akan digunakan, termasuk kondisi kolam
renang dan pelampungnya. Ini akan meminimalkan tingkat risiko terjadinya
kecelakaan/hal-hal yang tak diinginkan.
Tetap awasi dan dampingi saat bayi berada dalam air.

Manfaat Bermain Bersama Anak


Kebanyakan orang tua lebih cenderung menjadi penonton dan fasilitator acara bermain dari anak-anaknya daripada dirinya sendiri ikut terjun dalam permainan tersebut, padahal bermain bersama anak banyak sekali manfaatnya.
coba renungkan pertanyaan berikut ini: "Apakah saya mempunyai waktu bermain bersama anak atau apakah saya pernah terpikir untuk memasukkan kegiatan bermain ke dalam agenda saya?"
Saya duga kebanyakan orang tua lebih cenderung menjadi penonton dan fasilitator acara bermain dari anak-anaknya daripada dirinya sendiri ikut terjun dalam permainan tersebut, padahal bermain bersama anak banyak sekali manfaatnya.
ikuti terus ya......

Manfaat pertama: Mengikat hubungan orang tua dan anak.
Cukup banyak permainan yang dapat menjembatani gap yang terjadi antara orang tua dan anak. Jenjang usia yang agak besar dan jauh sering kali menjadi penyebab timbulnya masalah komunikasi antara orang tua dan anak. Akan tetapi dengan "bermain", jenjang tersebut sedikit banyak dapat diatasi. Perhatikan bagaimana seorang bayi kecil dapat mengerti bahasa ayahnya yang sudah berusia di atas 40 tahun, dan sebaliknya.
Dimulai dengan ayah yang tersenyum pada bayinya dan yang dibalas oleh bayi dengan menatap mata ayahnya. Melihat tatapan mata bayinya, ayah kemudian mendekatkan hidung ke perut bayi dan bayi pun mengeluarkan suara gembira, singkat dan polos. Mendengar suara bayi, sangat ayah tergoda untuk memberikan sedikit kitikan di pinggang sehingga bayi pun tertawa lebih keras lagi.......Begitu seterusnya sehingga percakapan "kitik dan tawa" menjadi bahasa bayi yang dapat diterjemahkan sebagai "Aku sayang kamu, dan kamu sangat istimewa bagiku."

Manfaat kedua: Mengubah suhu emosi.
Ketika anak mengalami emosi yang tidak menyenangkan, anak cenderung untuk berperilaku negatif. Hukuman dan omelan tidak selalu memberi jawaban. Kadang-kadang justru melalui bermain, emosi anak diubahkan dan hal tersebut secara otomatis akan mempengaruhi serta mendorong perilaku anak ke arah yang lebih positif.
Seorang anak Balita cemberut karena tidak boleh melanjutkan menonton TV mengingat sudah saatnya untuk tidur malam. Bahkan karena kesal ia sempat memukul ibunya. Kejadian tersebut dapat menjadi pemicu timbulnya pertengkaran di malam hari. Namun ibu yang bijaksana mengerti bahwa "rasa ngantuk" kadang menyebabkan anak menginginkan hal-hal yang tidak seharusnya. Maka, daripada menghukum atau mengomeli anak, ibu tersebut mengambil selimut besar, kemudian menutupi anaknya dan dirinya dengan selimut tersebut dan mulailah permainan yang seru yaitu "berkemah sambil menantikan kedatangan si beruang besar (papa yang baru pulang dari kantor)." Ketika papa masuk ke kamar, maka beruang itu mengaum-mengaum mencari mangsanya, sesaat d iluar kemah, kemudian merangkak-rangkak menindih segala sesuatu yang ada di balik selimut. Dapat dibayangkan betapa gelinya teriakan anak ketika beruang membuka selimut dan menerkam si anak yang sudah mulai hilang cemberutnya. Ketika beruang besar pergi untuk mandi, ibu melanjutkan dengan bercerita di dalam kemah (selimut) dan anak pun akhirnya lebih siap untuk tidur dengan suasana hati yang lebih menyenangkan.

Manfaat ketiga: Menyalurkan emosi negatif dan menghubungkan kembali relasi yang terputus.
Ketika ayah keluar kamar mandi, didapatinya anak perempuan kecilnya sedang berteriak-teriak memarahi kakak laki-lakinya yang menyenggol mainan masak-masakannya secara tidak sengaja. Ini bisa menjadi alasan baik untuk menghukum kedua anak tersebut; yang satu karena menyenggol mainan milik adiknya; yang lain karena membuat polusi suara di Sabtu pagi yang cerah. Daripada menerapkan hukuman, ayah menggunakan strategi bermain untuk mengikat kembali hubungan kedua kakak beradik ini. Pertama-tama ia duduk berdiri mengawasi kedua anak yang sedang bertengkar, tiba-tiba ia mengambil setumpuk bantal sofa dan mengajak anak perempuannya menimpuk si kakak habis-habisan. Tidak hanya itu, ayah masih mengejar si kakak, menarik kedua lebgab kakak ke belakang dan membuatnya seperti seorang tahanan dalam film "Peter Pan". Kemudian ayah memberi semangat kepada adik untuk terus menimpuk kakaknya dengan bantal dan memberi signal kepada ibu untuk menjadi 'tinker bell', si penyelamat. "Mana nih penyelamat kakak?" teriak si ayah. Maka datanglah si ibu dengan satu kali acungan tangan, dan ayah pun berpura-pura terpental jatuh. Tiba-tiba ayah mengambil si adik dan sekali lagi si ibu menyelamatkan dengan "debu ajaibnya." Maka, berakhirlah peperangan kakak beradik dengan tiga manusia bertebaran di lantai sambil menikmati kelelahan yang membahagiakan. Kakak beradik pun kembali dapat bersahabat lagi.

Manfaat keempat: Melatih daya juang anak.
Permainan yang bersifat kompetisi sangat baik untuk melatih anak dalam menghadapi kesulitan. Setiap anak memiliki reaksi yang berbeda dalam menghadapi kekalahan. Kegagalan atau situasi yang mengancamnya. Ada anak yang menangis, menghindar, marah atau menyalahkan orang lain dengan teriakan: "curang!"
Pak Doni tahu betul bahwa anaknya sering kali tidak sanggup menghadapi kekalahan. Maka, dibuatnya agenda khusus untuk melatih Jimmy mengatasi kesulitannya tersebut. Pertama-tama Pak Doni merencanakan bermain catur bersama Jimmy selama satu minggu berturut-turut. Pada saat mendekati kekalahan, mata Jimmy sering berkaca-kaca dan kadang-kadang dia berusaha menghindar dengan alasan sakit perut, lapar, atau ngantuk. Tak jarang dia marah-marah dan menangis. Pak Doni mendorong Jimmy untuk bertahan dan beberapa kali memberi kesempatan kepadanya untuk menang untuk memunculkan rasa percaya dirinya. Kemudian, Pak Doni membuat program khusus yaitu "Soccer Party." Diundangnya beberapa teman anaknya untuk bermain bola bersama. Pak Doni dan beberapa ayah juga ikut serta dalam permainan. Di sanalah proses pelatihan mental terjadi. Beberapa kali Pak Doni memberikan semangat kepada Jimmy yang tawar hati karena kebobolan gol cukup banyak. Pada saat kalah, Pak Doni mengajak Jimmy untuk belajar menghibur diri.

Manfaat kelima: Melatih penguasaan diri.
Banyak anak tidak dapat menguasai diri dalam menentukan batas bermain. Tidak jarang anak mengakhiri permainan dengan perasaan benci karena ada yang dipukul, didorong dan bahkan dilukai.
Keterlibatan orang tua dalam bermain bersama anak dapat menolong anak melihat batasan dan melatih anak untuk mematuhi batasan tersebut. Permainan-permainan yang keras tidak harus selalu dihindari. Inisiatif orang tua untuk memainkan permainan keras justru menolong anak mengenal batasan ketika ia bermain dengan teman-temannya.
Henry suka sekali main "berantem-beranteman" dengan ayah. Mula-mula ayah memukul punggung Henry dengan bantal, dan Henry membalas dengan berusaha memukul dada ayahnya. Ayah cepat memegang tangan Henry dan berkata: "jangan sungguh-sungguh memukul, kamu harus gunakan bantal untuk melanjutkan permainan ini." Pada saat hampir kalah, Henry merasa frustrasi dan menggigit tangan ayahnya. Ayah menekan hidung Henry sehingga Henry melepaskan gigitan, kemudian berkata: "kamu melanggar batas aturan bermain! Tidak boleh menyakiti. Sekali lagi kamu menggigit, kamu harus diikat seperti ini." Maka ayahnya yang sudah barang tentu mempunyai tubuh lebih besar memeluk Henry dari belakang sehingga ia tidak bisa bergerak, dan berteriak: "kamu jadi tawananku...Tawanan perang karena menggigit." Setelah lelah, ayah berbicara dengan tenang: "Henry, dalam bermain kita harus menjaga diri jangan sampai menyakiti orang lain. Kamu boleh main yang keras tapi tidak sungguh-sungguh memukul untuk menyakiti."
Ayah Henry kemudian melanjutkan dengan mengawasi Henry bermain dengan teman lain. Pada saat Henry mulai memukul teman tersebut, ayah mencoba mengingatkan: "Henry, nampaknya kamu harus duduk di sebelah ayah untuk beberapa saat sampai kamu tenang." Setelah beberapa menit duduk di sebelah ayah, Henry bertanya: "apakah saya boleh pergi bermain lagi?", maka ayah berkata:"boleh, asal kamu janji tidak menyakiti temanmu. Jika masih terjadi, kamu akan duduk di sini lagi."

Manfaat keenam: Mengatasi perbedaan.
Anak-anak sering kali mengalami kesulitan dalam bermain bersama karena adanya perbedaan. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan, perbedaan bahasa, perbedaan usia dan perbedaan minat. Keterlibatan orang dewasa yang mempunyai cara berpikir lebih luas sangat dibutuhkan pada saat ini.
Mary dan Tony perlu menghabiskan setengah jam untuk menentukan permainan apa yang akan dimainkan. Selama setengah jam Mary mempertahankan pendapat untuk bermain dokter-dokteran, sedangkan Tony memaksa Mary untuk bermain perang-perangan. Maka datanglah Pak Budi dan mulai menyusun strategi bermain. Pak Budi mengajak Tony untuk mengambil mobil-mobilannya dan Mary untuk mengambil peralatan dokter-dokteran. Maka mulailah mereka bermaina perang-perangan. Pak Budi ditemanioleh boneka-boneka Mary, dan Tony oleh senjata-senjatanya. Pak Budi sengaja membuat beberapa boneka seolah tertembak oleh senjata Tony, dan kemudian dibawa kepada Mary untuk diobati. Waktu korban bertambah banyak.....datanglah si ibu untuk membantu Mary mengurus boneka-boneka yang telah menjadi korban perang supaya mereka segera sembuh dan bisa berperang lagi, dan seterusnya. Ibu juga mengajak Mary untuk membuat masakan dan memberi makan boneka-boneka yang sakit.
Kevin kesal sekali pada adiknya yang masih berusia 1 tahun. Beberapa kali dia susun catur untuk dimainkan bersama ayah, tapi adiknya selalu datang untuk menghancurkan biji-biji caturnya. Kevin marah-marah dan mendorong adiknya. Ibu tidak bisa menemani adik karena sibuk menyiapkan makan malam. Maka ayah mengusahakan jenis permainan yang berbeda. Ayah mendorong Kevin untuk berlomba menyusun catur secepatnya segera setelah si adik menghancurkan, dan adik juga didorong untuk menjatuhkan biji catur milik sendiri. Kevin dan adik akhirnya asyik bermain sampai ibu siap menyuapi adik, dan Kevin pun bisa mulai bermain catur secara lebih serius dengan ayahnya.

Manfaat ketujuh: Untuk mengatakan "Aku hadir.&quot.
Banyak anak yang memiliki orang tua yang secara fisik hadir di rumah, namun mereka tidak bisa merasakan kehadiran orang tuanya. Mengapa? Karena orang tua sibuk dengan aktivitasnya sendiri, dan anak-anak juga asyik menikmati dunianya sendiri. Inisiatif orang tua untuk ikut terjun terlibat dalam permainan anak merupakan bahasa lain dari "Aku hadir."
Robert asyik bermain lego sendirian di lantai. Dia tampak tidak terlalu peduli dengan lingkungan sekitar. Sejak pagi ia tahu ibu ada di rumah untuk masak, membereskan rumah, dan nonton TV. Tiba-tiba ibu duduk di lantai, membuat mobil-mobilan dari lego dan mulai asyik bermain sendiri. Pada awalnya, Robert hanya mengawasi, kemudian Robert mulai tertarik. Ibu kemudian menyodorkan lego hasil buatannya kepada Robert dan Robert meneruskan menyusun mobil-mobilan buatan ibunya. Wajah Robert tiba-tiba berubah, dan terlihat lebih cerah. Katika ayah pulang, ia segera melompat dan menarik tangan ayah untuk menunjukkan mobil-mobilan dari lego yang sudah ia susun dengan rapi. Gantian ayah yang duduk di lantai agar ibu mempunyai kesempatan untuk menikmati 'cuti' beberapa saat untuk meluruskan kakinya.
Jessica terus-menerus menarik baju ibunya yang sedang masak dan mengajaknya bermain: "Mama.......Mama......Main yuk." Setelah beberapa saat dicoba untuk tidak dipedulikan, ibu mengalami kesulitan bergerak bebas di dapur. Akhirnya, ibu mengambil beberapa sayur dan pisau roti yang tumpul. Ibu tebarkan koran di lantai dan mengajak Jessica main masak-masakan untuk beberapa saat lamanya, kemudian diteruskan dengan ditemani oleh si mbak. Saat Jessica sudah mulai asyik memotong-motong bersama mbak, ibu juga mulai bisa mengerjakan beberapa hal lainnya. Ternyata, beberapa menit bersama Jessica dapat memberi kebebasan beberapa jam untuk ibu bisa memasak tanpa diganggu. Jessica mulai asyik masak dengan mbak, dan Jessica tahu "Mama hadir, koq."
Denny sedang asyik main play station ketika ayah pulang. Denny tidak menengok ketika dipanggil. Maka ayah mendekati Denny dan memberikan komentar terhadap game yang sedang dimainkan. Ayah ingin menunjukkan bahwa ia tertarik pada mainan Denny. Denny pun mulai menengok dan menunjukkan bagaimana memenangkan level-level sebelumnya, apa strateginya dan apa tantangan level selanjutnya. Dan ayah mendengarkan dengan seksama. Kemudian ayah memegang pundak Denny dan berkata: "kamu hebat sekali bisa mencapai level ini, ayah bangga. Tapi ayah juga rindu untuk makan bersama kamu. Bagaimana kalau setelah level ini selesai kita makan bersama? Ayah tunggu kamu di meja makan ya.......kamu bisa ceritakan lebih banyak lagi bagaimana asyiknya game ini waktu kita makan."
Masih banyak manfaat lain dari bermain bersama anak. Yang terpenting adalah orang tua menyadari hal ini dan berani untuk mencoba. Banyak kendala yang membuat orang tua enggan bermain dengan anak. Misalnya: rasa lelah, minat yang berbeda, kondisi emosi orang tua yang lagi sedang kurang baik, persoalan keluarga yang membuat depresi, perang dingin dengan suami, istri, mertua atau ipar, rasa khawatir tidak bisa menghentikan permainan dengan pertengkaran atau hukuman, merasa kehilangan waktu yang berharga, rasa khawatir tidak bisa mengikuti kemauan atau minat anak, tidak tahu bagaimana memulai, dan sebagainya. Dan kendala terbesar adalah menganggap 'bermain' sebagai musuh dari 'belajar'. Padahal bermain adalah salah satu kebutuhan terpenting dalam perkembangan anak, selain makan, minum dan tidur. Melarang anak bermain sama dengan melarang anak menikmati masa kecilnya dan bertumbuh. Betapa kejamnya orang tua yang melarang anak bermain hanya untuk sebuah nilai 10 di rapor, atau untuk mendapatkan piala agar dapat diletakkan di lemari pajangan.
Mari kita mulai mencoba. Pemahaman dan kepekaan orang tua terhadap manfaat bermain akan menjadikan orang tua selain semakin ahli dalam bermain dengan anak, juga menikmati kebersamaan dengan anak. Dan percayalah, anak-anak dari keluarga yang suka bermain akan menjadi anak-anak yang cerdas, pandai bergaul, dan mudah mengikuti berbagai macam peraturan.

Jumat, 27 Maret 2009

Earth Hour : 60 Menit Selamatkan Bumi


Thanks to Syam atas informasi ini, sebuah info yang berharga bagi masyarakat jakarta dan tentu juga buat kita di pontianak ini, mengingat keuntungan-keuntungan yang akan di dapat dari program tersebut dan tentu saja ini yang Pertama Kali Di Indonesia
Earth Hour dilakukan di Indonesia, di mana Jakarta dipilih menjadi kota pertama tempat penyelenggaraannya.

Pada Sabtu, 28 Maret 2009, tepat pukul 20.30, masyarakat Jakarta akan menyaksikan dan menjadi bagian dari aksi global dalam memadamkan lampu selama 1 jam.

Dan pada saat yang bersamaan, lampu-lampu di bangunan bersejarah seperti Monumen Nasional (Monas) serta di beberapa ciri khas kota Jakarta lainnya, seperti Patung Pemuda, Jembatan Semanggi, Bundaran HI, Air Mancur Arjuna Wiwaha dan tak terkecuali kantor gubernur balaikota akan dipadamkan.

Kenapa Jakarta?
Konsumsi listrik di Indonesia masih terkonsentrasi di Jawa, yakni pada 2007 mencapai sekitar 77% dari konsumsi nasional, dan sekitar 20% pengguna listrik di Indonesia berada di Jakarta, sedangkan untuk pasokan listrik di daerah lain di Indonesia masih berbagi dalam jumlah yang lebih kecil.

Total konsumsi listrik wilayah DKI Jakarta dan Tangerang adalah 23% dari total konsumsi listrik di seluruh Indonesia, dengan komposisi terbesar sebagai berikut:
• 34% berasal dari sektor rumah tangga (sebagian besar di DKI Jakarta)
• 30% berasal dari sektor industri (sebagian besar di Tangerang)
• 29% dari sektor bisnis (sebagian besar di DKI Jakarta)

Seberapa Penting Earth Hour Untuk Jakarta?
Memadamkan lampu di DKI Jakarta 1 jam, sama dengan:
• 300MW (cukup untuk mengistirahatkan 1 pembangkit listrik dan menyalakan 900 desa)
• Mengurangi beban biaya listrik Jakarta sekitar Rp 200 juta
• Mengurangi emisi sekitar 284 ton CO2
• Menyelamatkan lebih dari 284 pohon
• Menghasilkan O2 untuk lebih dari 568 orang

Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1570658
untuk info lebh jelasnya silahkan klik di : www.earthhour.wwf.or.id

Ps: yuk kita sosialisaikan aksi ini keteman teman kita, smoga aja info ini bermanfaat untuk kita semua.. siapa tahu aja ada yang mau ikutan juga..Aamiin
Oh iya jangan lupa, kalau bisa kita juga ikut dalam aksi ini yah... oke

Senin, 09 Maret 2009

award...award...award...


thanks to ms green atas informasi ini. setelah dibaca-baca dan blog walking kesana-sini akhirnya aku juga tertarik dengan yang satu ini. setelah kubaca habis postinynya mbak ms green, akupun segera mengambil kamera dan minta tolong kesuami tercinta untuk take the picture. tanpa berdandan (karena belom mandi hehehe) dan foto tidak diedit maka eng ing eng ..... jadilah foto dadakan itu. Award ini adalah award persahabatan 2009, moga aja ya di tahun 2009 ini semangat persahabatan tambah tinggi, hilangkan semua permusuhan dan kebencian. Kalau tadi udah senang dapat award, nah sekarang ada PR nya.........


1. Ambil photo terbaru mu atau photo sekarang juga
2. Jangan Ganti baju, jangan rapikan rambut, pokoknya ambil photo aja.
3. Post photo itu nggak pake di edit
4. Post instruksinya barengan ama photomu
5. Tag 10 orang buat ngelakuin ini........
Ok...ntuk jawab yang pertama nih dia fotoku yang terbaru sudah nongkrong diatas..........>

trusssss akan ku tag award ini untuk:
1. ayah fazli
2. mardi
3. sisilia
4. ustad cinta
5. wandi
6. nining
7. al faqir
8. ema ratnasari
9. nasyid al ikhwan
10. agus ruliyansyah
kerja in yaaaaa

Senin, 02 Maret 2009

Seni Bicara ame Bayi


Hi hi hihihi, foto ini diambil ayahnya ketika saya ngajak bicara fakhri ba’da shalat maghrib, ternyata fakhri antusias juga melihat gambar-gambar & angka-angka di buku senang matematika milik abangnya fazli, dengan nada bicara yang kurang jelas (seputar huruf hidup; a, I, u, e, o), ia menunjuk-nunjuk gambar dengan bibirnya hingga memaksakan untuk berdiri melampaui bahuku, subhanallah.. anak ku baru berumur 7 bulan punya kemauan keras ingin tau sesuatu, semua ini tentunya barokah dari Allah dan ikhtiar untuk selalu mengembangkan kecerdasan bayi… anda juga ingin kan? Nih.. silahkan baca tips-tips berikut ini;


1. Memperkenalkan Nama Benda
Perkenalkan segala sesuatu di sekitar kita kepada bayi. Ini bisa dimulai dengan yang sederhana, seperti wajah kita. Yuk, ajak tangan bayi menjelajahi wajah kita. Sambil menyentuh setiap bagiannya, sebutkan mana mata, hidung, mulut, telinga, dan lain-lain. Lalu, lanjutkan dengan anggota tubuh. Lebih jauh lagi, perkenalkan bayi pada nama-nama benda di sekitarnya; bola, meja, kursi, kotak. Perkenalkan pula si kecil pada pohon, mobil, kucing, anjing, dan aneka obyek di luar rumah.

2. Menjadi Pendengar
Meski bayi belum mampu mengungkapkan keinginan atau gagasan lewat kata-kata yang jelas, sebaiknya mulailah ''mendengarkan'' setiap ia ''mengungkapkan'' sesuatu. Jadilah pendengar aktif. Usahakan mengira-ngira apa yang ingin bayi ungkapkan. Lalu, berikan respon. Misal, ''Oh, bagus sekali!'' atau ''Apa betul?'' Ajak pula bayi berdialog, meski ia hanya akan merespon dengan gumaman, gerakan, senyum atau bahasa tubuh lainnya.

3. Memperkenalkan Konsep
Segala sesuatu di sekitar bayi merupakan hal baru baginya. Nah, kewajiban kitalah mengenalkannya kepada bayi melalui berbagai konsep, eperti konsep panas-dingin, naik-turun, masuk-keluar, kosong-penuh, berdiri-duduk, basah-kering serta besar-kecil. Pengenalan konsep dasar ini bisa dilakukan sesederhana mungkin. Dan, bisa didapat dari peristiwa sehari-hari di sekitar bayi. Misal, saat menggantikan popok, kita bisa memberitahukan padanya, ''Popokmu basah kena pipis. Nah, sekarang Mama ganti dengan popok yang kering.''

4. Menjelaskan Sebab-Akibat
Konsep sebab-akibat juga perlu diperkenalkan, mengingat bayi sedang giat mempelajari segala sesuatu. Kita bisa mulai dengan menjelaskan berbagai fungsi dan sebab-akibat bekerjanya benda di rumah. Misal, tombol lampu. ''Kalau tombol ini Mama tekan ke atas, lampu akan menyala dan ruangan jadi terang. Tetapi kalau ditekan ke bawah, lampu padam dan ruangan jadi elap.''
Tentu saja tak cuma benda mati. Sebab-akibat pada perasaan orang juga bisa diperkenalkan. Contoh, ''Mama sedih kalau kamu nggak mau makan''. Ini akan mengasah kepekaan bayi.

5. Memperkenalkan Warna
Warna-warni bisa ditunjukkan sambil memperkenalkan benda dan segala sesuatu di sekitar bayi. Misal, ''Itu balon, Nak. Warnanya merah, seperti bajumu.''

6. Mengulangi Kata-Kata
Agar bayi mampu mengingat lebih tajam segala sesuatu yang diperkenalkan padanya, sebaiknya kata-kata yang diperkenalkan selalu diulang-ulang. Misal, ''Pintar, makannya sudah habis. Haaabiiis.''

7. Memperkenalkan Kata yang Benar
Hindari penggunaan kata-kata yang dipermudah atau dicadel-cadelkan, seperti ''mamam'' untuk makan, ''mimik'' untuk minum, atau lainnya. Gunakan kata-kata yang benar. Karena, ini membantu bayi memahami konsep dengan benar.

8. Perkenalkan Kata Ganti
Walau bayi belum bisa menggunakan kata ganti, tak ada salahnya mulai memperkenalkannya. Beritahu pula konsep kepemilikan. Misal, ''Ini kue untuk Adek, untuk kamu,'' atau ''Ini punya Mama, punya saya''.

9. Memacu Respons
Banyak cara memancing bayi agar merespons atau menjawab pertanyaan kita. Misal, memberi berbagai pilihan dan meminta bayi memilih salah satu, ''Mau pakai baju merah atau kuning?'' Atau, bisa juga meminta bayi menunjukkan atau mengambil benda yang kita tanyakan, ''Coba, yang mana boneka Laa Laa?''

10. Hindari Pemaksaan
Jika bayi cuma menjawab dengan ekspresi atau bahasa tubuh, bantulah dengan memberi pilihan. Misal, ''Ari mau pilih bola atau boneka?'' Kalau kata-katanya tetap tak keluar, komentari pilihannya, ''Oh, Ari pilih bola, ya?'' Hindari pemaksaan bila bayi tetap tak mau bicara. Bersabar dan teruslah berlatih.

11. Menyederhanakan
Arahan yang rumit bisa membingungkan bayi. Jadi, sampaikanlah arahan verbal satu per satu. Misal, ''Tolong ambilkan bola.'' Tunggu sampai bayi melakukannya, baru lanjutkan, ''Nah, sekarang berikan pada Mama.'' Beri pujian bila ''tugas'' itu dilakukan dengan baik, agar bayi tahu bahwa yang dilakukannya benar.

12. Hati-hati Memperbaiki
Kekeliruan berbahasa karena keterbatasan artikulasi bayi bisa mulai diperbaiki secara hati-hati. Ungkapan ''..bil!'' untuk ''mobil'', dapat langsung diperbaiki lewat jawaban ''Pintar, itu mobil''. Tak perlu mengulang-ulang kesalahan ucapan bayi. Sebetulnya ia sudah mengetahui ucapan yang seharusnya keluar.

13. Membaca Bersama
Perkenalkan bayi pada buku bacaan bergambar yang memiliki kalimat berirama dan sederhana seperti pantun. Ajaklah ia bersama-sama mengucapkan dan menunjukkan gambar-gambarnya. Misal ''Gajah bermain bola.'' Mintalah bayi menunjukkan mana gajah dan mana bola. Lakukanlah ini sesering mungkin. Lama-lama bayi akan akrab dengan kata-kata di buku tersebut dan tertarik untuk belajar lebih banyak lagi.

14. Mengenalkan Angka
Ini bukan pelajaran berhitung, melainkan sekedar mengenal angka satu dan lainnya sambil bermain. Misal, ''Adik boleh ambil satu kue. Saa-tuu...'' (sambil memperlihatkan jari kita menunjukkan ''satu''). Atau,
''Ambil mainan, yang baaa-nyaak.'' Menghafal angka juga sudah bisa dilakukan. Sambil naik tangga atau memasukkan mainan ke dalam boks, kita membilang, ''Satu, dua, tiga...''

15. Menyanyi
Menyanyi adalah cara mudah ''merekamkan'' beragam kosakata di benak bayi. Kelak, begitu mendengar potongan melodi dan irama lagu tersebut, rekaman itu akan keluar dengan sendirinya dari mulut bayi. (kebetulan ayahnya seorang nasyider, jadi lebih mudah)
http://info.balitacerdas.com

Minggu, 15 Februari 2009

MEMBIASAKAN ANAK GEMAR MEMBACA


Walaupun si balita belum dapat membaca, anda dapat mengajarnya ‘membaca' dan mencintai buku.
Kemampuan membaca dan mencintai buku penting untuk ditanamkan pada anak-anak sejak usia dini. Karena membaca merupakan kegiatan yang sangat berpengaruh bagi pembentukan dasar diri si kecil, juga untuk keseluruhan proses belajar anak kelak. Walaupun anak anda masih berusia balita, namun anda dapat mulai mengajak anak mencintai buku melalui berbagai cara antara lain:


 Memberi buku-buku cerita yang menarik
Pilihlah buku yang terbuat dari kertas karton tebal tahan air bagi bayi maupun anak batita. Buku yang terbuat dari karton tebal tidak mudah rusak jika dibuka-buka maupun dimainkan. Selain itu, carilah buku-buku dengan gambar dan warna-warna yang menarik. Buku dengan banyak gambar dan sedikit tulisan akan lebih menarik bagi si batita.

 Membuat perpustakaan mini
Buatlah perpustakaan mini yang sederhana, dan ciptakan suasana yang nyaman. Misalnya, menyediakan lahan khusus dengan karpet atau berbagai bantalan di dekat rak tempat si kecil menyimpan buku-bukunya. Upayakan agar rak mudah dijangkau oleh tangan mungil anak, serta tidak membahayakannya.

 Membacakan cerita secara berkala
Sediakan waktu secara berkala untuk membacakan cerita yang menarik bagi anak. Misalnya, sebelum tidur. Carilah cerita yang menyenangkan dan bacakan dengan cara menarik. Jika mungkin, buatlah alat peraga sederhana untuk menunjang cerita. Misalnya, boneka tangan yang dijadikan sebagai tokoh cerita.

 Bermain tebak-tebakan cerita
Ketika membacakan sebuah cerita pada anak, berhentilah pada satu titik tertentu ketika cerita mengarah ke satu arah, lalu tanyakan apa yang terjadi dengan tokoh utama menurut anak. Biasakan si kecil mengarang kelanjutan ceritanya sendiri dengan tebakan-tebakannya. Dengan cara ini ia terbiasa mengarang sebuah cerita sendiri

 Membacakan apa saja
Jangan hanya berhenti pada buku cerita. Bacakan apa saja yang dapat anda baca dengan suara keras. Misalnya, anda dapat membaca secara keras resep makanan yang anda buat, atau amplop surat yang anda terima. Baca bagian-bagian yang mudah dimengerti. Misalnya, nama dan alamat pengirim surat . Selain itu, tunjuk tulisan apa saja yang terpampang di jalan dan bacakan dengan keras.

 Menciptakan suatu tokoh
Carilah serial cerita yang sangat disukai anak, yang menggambarkan suatu tokoh yang mengajarkan atau mengamalkan kebaikan. Buatlah tokoh tersebut sebagai tokoh panutan yang dikenal seluruh keluarga, sehingga akan sering disebut-sebut dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Dengan cara itu, secara tidak langsung, sang tokoh pun mengajarkan berbagai nilai pada anak.

 Meminta anak ‘membaca' cerita
Sekali-sekali mintalah anak memilih buku cerita yang disukainya, lalu biarkan ia ‘membacakan' isinya untuk Anda. Biarlah anak bercerita sesuai apa yang ingin diceritakannya. Jangan melontarkan kritik. Misalnya, mengatakan bahwa isi buku tersebut sangat berbeda dengan apa yang diceritakannya. Kritik anda dapat mematikan semangatnya untuk merangkai sebuah cerita versinya sendiri.

 Membuat buku cerita bersama
Biasakan untuk menanyakan cerita dibalik setiap gambar yang dibuatnya, lalu menuliskan cerita tersebut di bawah gambarnya. Jadikan satu lembaran-lembaran gambar beserta ceritanya tersebut, lalu dijilid. Jika anak terbiasa membuat cerita-cerita terhadap gambar-gambar yang dibuatnya, ajaklah ia membuat buku ceritanya sendiri. Minta si kecil membuat gambar semacam gambar kartun berseri. Anda dapat menuliskan apa yang diceritakan mengenai gambar yang dibuatnya tersebut sehingga jadilah sebuah cerita bergambar sederhana.

 Mengajak bermain huruf dan angka
Berbagai mainan dapat merangsang si kecil untuk mengenal huruf dan angka. Ajaklah ia memainkannya. Misalnya, minta dia untuk mencari dua kartu dengan angka atau huruf yang sama bentuknya. Atau, pasanglah kertas bertuliskan nama-nama benda pada benda yang ada di sekitarnya. Permainan-permainan sederhana ini merupakan upaya awal anak untuk dapat belajar membaca.

 Memperlihatkan asyiknya membaca
Biarkan si kecil melihat betapa asyiknya anda membaca berbagai buku. Tunjukkan pada anak bahwa membaca sangat menyenangkan. Dengan membaca kita mengetahui berbagai hal di berbagai tempat, tanpa perlu pergi ke tempat tersebut. Perlihatkan berbagai buku yang menggambarkan beragam hal, seperti negeri-negeri seberang dan segala keunikannya, atau berbagai flora dan fauna. Ceritakan pada anak intisari dari buku-buku yang anda baca, sesuai pemahaman anak balita.

Minggu, 08 Februari 2009

Jeleduk !, .... benjol..... HUAAAAAA


ahad, biasanya di artikan dengan hari yang indah,.coz hari itu hampir 60% aktivitas perkejaan pada OFF, kecuali yang freelance kali' ye, tapi hari ahad bagi kami adalah waktu nyantai keluarga gitu loeh..., kebetulan pagi harinya ada acara selamatan naik rumah baru di sungai raya dalam "rumah wak muna", ayah, fazli dan fakhri ikut serta. seperti biasa fakhri, fazli di ciumin sampai bau. dan acara yang ditunggu-tunggu pun tiba,.. apakah itu?? MAKAN..!!, (loh.. kok gitu sih, cerita benjolnya mana??). 'tunggu lah lok', nah.. begini nih ceritanya.......

tepat pukul 11.15 WIB kami pulang mengendarai si biru yang perkasa, suasana jalan yang penuh sesak (debu), di tambah dengan ganasnya sinar matahari membuat mata ini jadi kelap-kelip, ngap-ngip, ntah apa lagi lah... yang pasti N G A N T U K.. pahal zuhur belum tiba, sesampai di rumah, mata udah berat, fakhri nangis, fazli minta susu. ayahnye langsung baring pakai oblong, aku pun ikut-ikutan, namun berhubung ada tugas yang masih belum terselesaikan, akupun melanjutkan memotong kartu caleg yang juga pak mude suami ku di sambas, fakhri & fazli ku titip kan ke ayahnye yang udah ndak sadar dari tadi.
tidak begitu lama teradzan zuhur pun berkumandang di sertai kumandang fazli "Huaaaa bunda... minta cucu....." dan suara yang satu lagi GUBRAAKKKK !!! Waaaaa.. , tidak di sangka fakhri jatuh dari tempat tidur kami, tampak wajahnya bergaris merah, hidungnya berdarah sampai nempel di bahu kiriku, dan yang paling jelas, keningnya benjol... hiks..hiks... hiks.. fakhri sayang, betapa nasib mu hari ini..

Rabu, 04 Februari 2009

Manfaat Ubi Merah

Jangan pernah lagi menyia-nyiakan ubi jalar merah, karena khasiatnya lebih dahsyat dari sekedar menjaga kesehatan mata. Sekelompok antioksidan yang tersimpan dalam ubi jalar merah mampu menghalangi laju perusakan sel oleh radikal bebas. Karenanya, ubi jalar merah dapat mencegah kemerosotan daya ingat dan kepikunan, penyakit jantung koroner, serta kanker. Plus bonus sehat lainnya termasuk membuat kita tetap awet muda.


Warna merah pada ubi pertanda kaya betakaroten. sebenarnya warna daging buahnya adalah tidak merah, tapi kekuningan hingga jingga alias orange. Makin pekat warna jingganya, makin tinggi kadar betakaroten yang merupakan bahan pembentuk vitamin A dalam tubuh.

Khasiat betakaroten si provitamin A dari ubi jalar merah telah terbukti sebagai obat mata di Kabupaten Jayawijaya. Awalnya, 0.5% penduduknya menderita bercak bitot (xeroftalmia), bercak putih kapur pada kornea mata. Penyakit kekurangan vitamin A ini dapat menyebabkan kebutaan. Setelah kebiasaan mereka menyantap ubi jalar merah berikut daunnya, tak ada lagi penderita penyakit tsb.

Manfaat lain ubi jalar merah adalah mengendalikan produksi hormon melatonin yang menghasilkan kelenjar pineal di dalam otak. Melatonin merupakan antioksidan andal yang menjaga kesehatan sel dan sistem saraf otak, sekaligus mereparasinya jika ada kerusakan. Kurang asupan vitamin A menghambat produksi melatonin dan menurunkan fungsi saraf otak sehingga muncul gangguan tidur dan berkurangnya daya ingat. Keterbatasan produksi melatonin berbuntut menurunkan produksi hormon endokrin, sehingga sistem kekebalan tubuh merosot. Kondisi ini memudahkan terjadinya infeksi dan mempercepat laju penuaan. Ubi jalar merah yang melimpah vitamin A dan E dapat mengoptimumkan produksi hormon melatonin. Dengan rajin makan ubi jalar merah, ketajaman daya ingat dan kesegaran kulit serta organ tetap terjaga.
Yang unik, kombinasi vitamin A (betakaroten) dan E dalam ubi jalar merah bekerja sama menghalau stroke dan serangan jantung. Betakarotennya mencegah stroke, sementara vitamin E ubi jalar merah mencegah terjadinya penyumbatan dalam saluran pembuluh darah sehingga munculnya serangan jantung dapat dicegah. Manfaat tersebut didukung pulan oleh kandungan serat dalam ubi jalar merah. Sebagian besar serat ubi jalar merah merupakan serat larut, yang bekerja serupa busa spons. Serat menyerap kelebihan lemak/kolesterol darah, sehingga kadar lemak/kolesterol dalam darah tetap aman terkendali. Serat alami oligosakarida yang tersimpan dalam ubi jalar merah ini sekarang menjadi komoditas bernilai dalam pemerkayaan produk pangan olahan seperti susu. Selain mencegah sembelit, oligosakarida memudahkan buang angin. Hanya pada orang yang sangat sensitif, oligosakarida mengakibatkan kembung.

Tak layak disepelekan, ubi jalar merah merupakan umbi-umbian yang mengandung senyawa antioksidan yang paling komplet. Selain vitamin A, C, dan E, ubi jalar merah juga berlimpah vitamin B6 (piridoksin) yang berperan penting dalam menyokong kekebalan tubuh. Di luar perkiraan banyak orang, ubi jalar merah dengan kandungan vitamin B6-nya mampu mengendalikan jerawat musiman yang muncul menjelang menstruasi.

Agaknya, hampir semua zat gizi yang terkandung dalam ubi jalar merah mendukung kemampuannya memerangi serangan jantung koroner. Kesimpulan sebuah hasil penelitian menyebutkan, kalium dalam ubi jalar merah mampu memangkas 40% resiko penderita hipertensi terserang stroke fatal. Sementara, tekanan darah yang berlebihan pun merosot 25%.

Jika demikian kenyataannya, kini jangan pernah lagi menganggap remeh ubi jalar merah. Nikmati kapan saja kita suka, sambil memupuk manfaatnya.

Resep ES KRIM UBI MERAH


BAHAN: 400 g ubi merah, kupas, kukus, 600 ml krim kental, 4 kuning telur ayam, 200 g gula palem, 250 g gula pasir, 1/2 sdt garam, 500 ml susu cair, 10 buah cone es krim siap pakai CARA MEMBUAT: 1. Haluskan ubi selagi panas, campur dengan krim, aduk hingga tercampur rata. Sisihkan. 2. Kocok kuning telur sambil tim di atas api kecil.

Tambahkan sedikit demi sedikit gula palem, gula pasir, dan garam sambil kocok terus hingga kental dan telur matang. Angkat. Tuangi susu, aduk hingga rata. 3. Masukkan campuran telur dan susu ke dalam ubi halus sedikit demi sedikit sambil aduk-aduk hingga tercampur rata. Tutup dengan plastik, simpan dalam freezer hingga membeku. 4. Keluarkan dari freezer, diamkan sebentar di suhu ruang hingga agak cair. Kocok kembali dengan bantuan mixer hingga rata. Simpan lagi dalam freezer. Lakukan hal yang sama sebanyak 3 atau 4 kali hingga butiran es krim lembut. Sajikan es krim dalam cone, kalau ada. 10 buah @ 150 ml



Senin, 02 Februari 2009

Bahaya IMUNISASI!

Imunisasi merupakan cara terbaik untuk melindungi anak dari berbagai macam penyakit. Anda mendengar hal ini dari dokter, media masa, brosur di klinik, atau teman-teman Anda. Tetapi, apakah Anda pernah berpikir ulang tentang tujuan imunisasi? Pernahkah anda meniliti lebih lanjut terhadap isu-isu dan cerita mengenai sisi lain imunisasi (yang tidak pernah diinformasikan oleh dokter)? Baiklah, mari kita ikuti lebih lanjut…

Serangkaian imunisasi yang terus digiatkan hingga saat ini oleh pihak-pihak terkait yang katanya demi menjaga kesehatan anak, patut dikritisi lagi baik dari segi kesehatan maupun syariat. Teori pemberian vaksin yang menyatakan bahwa “memasukkan bibit penyakit yang telah dilemahkan kepada manusia akan menghasilkan pelindung berupa anti bodi tertentu untuk menahan serangan penyakit yang lebih besar. Benarkah?
Tiga Mitos Menyesatkan

Vaksin begitu dipercaya sebagai pencegah penyakit. Hal ini tidak terlepas dari adanya 3 mitos yang sengaja disebarkan. Padahal, hal itu berlawanan dengan kenyataan.

effektif melindungi manusia dari penyakit.

Kenyataan: Banyak penelitian medis mencatat kegagalan vaksinasi. Campak, gabag, gondong, polio, terjadi juga di pemukiman penduduk yang telah diimunisasi. Sebagai contoh, pada tahun 1989, wabah campak terjadi di sekolah yang punya tingkat vaksinasi lebih besar dari 98%. WHO juga menemukan bahwa seseorang yang telah divaksin campak, punya kemungkinan 15 kali lebih besar untuk terserang penyakit tersebut daripada yang tidak divaksin.

Imunisasi merupakan sebab utama penurunan jumlah penyakit.
Kebanyakan penurunan penyakit terjadi sebelum dikenalkan imunisasi secara masal. Salah satu buktinya, penyakit-penyakit infeksi yang mematikan di AS dan Inggris mengalami penurunan rata-rata sebesar 80%, itu terjadi sebelum ada vaksinasi. The British Association for the Advancement of Science menemukan bahwa penyakit anak-anak mengalami penurunan sebesar 90% antara 1850 dan 1940, dan hal itu terjadi jauh sebelum program imunisasi diwajibkan.
imunisasi benar-benar aman bagi anak-anak
Yang benar, imunisasi lebih besar bahayanya. Salah satu buktinya, pada tahun 1986, kongres AS membentuk The National Childhood Vaccine Injury Act, yang mengakui kenyataan bahwa vaksin dapat menyebabkan luka dan kematian.
Racun dan Najis? Tak Masuk Akal
Apa saja racun yang terkandung dalam vaksin? Beberapa racun dan bahan berbahaya yang biasa digunakan seperti Merkuri, Formaldehid, Aluminium, Fosfat, Sodium, Neomioin, Fenol, Aseton, dan sebagainya. Sedangkan yang dari hewan biasanya darah kuda dan babi, nanah dari cacar sapi, jaringan otak kelinci, jaringan ginjal anjing, sel ginjal kera, embrio ayam, serum anak sapi, dan sebagainya. Sungguh, terdapat banyak persamaan antara praktik penyihir zaman dulu dengan pengobatan modern. Keduanya menggunakan organ tubuh manusia dan hewan, kotoran dan racun (informasi ini diambil dari British National Anti-Vaccination league)
Dr. William Hay menyatakan, “Tak masuk akal memikirkan bahwa Anda bisa menyuntikkan nanah ke dalam tubuh anak kecil dan dengan proses tertentu akan meningkatkan kesehatannya. Tubuh punya cara pertahanan tersendiri yang tergantung pada vitalitas saat itu. Jika dalam kondisi fit, tubuh akan mampu melawan semua infeksi, dan jika kondisinya sedang menurun, tidak akan mampu. Dan Anda tidak dapat mengubah kebugaran tubuh menjadi lebih baik dengan memasukkan racun apapun juga ke dalamnya.” ….. (Immunisation:The Reality behind the Myth)
Makhluk Mulia Vs Hewan
Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Manusia merupakan khalifah di bumi, sehingga merupakan ashraful makhluqaat (makhluk termulia). Mengingat keunggulan fisik, kecerdasan, dan jiwa secara hakiki, manusia mengungguli semua ciptaan Allah yang ada. Manusia merupakan makhluk unik yang dilengkapi sistem kekebalan alami yang berpotensi melawan semua mikroba, virus, serta bakteri asing dan berbahaya.
Jika manusia menjalani hidupnya sesuai petunjuk syariat yang berupa perintah dan larangan, kesehatannya akan tetap terjaga dari serangan virus, bakteri, dan kuman penyakit lainnya. Sedangkan orang-orang kafir, mengangap adanya kekurangan dalam diri manusia sebagai ciptaan Allah, sehingga berusaha sekuat tenaga memperkuat sistemn pertahanan tubuh melalui imunisasai yang tercampur najis dan penuh dengan bahaya.

Manusia merupakan makhluk yang punya banyak kelebihan. Terdapat perbedaan yang mencolok antara manusia dengan hewan tingkat rendah. Apa yang dapat diterapkan padanya tidak cocok bagi hewan, demikian juga sebaliknya. Namun, orang-orang atheis menyamakan hewan dengan manusia, sebab mereka menganut teori evolusi manusia melalui kera yang sangat “menggelikan”. Oleh karena itu, mereka percaya bahwa apa yang dimiliki hewan dapat secara aman dimasukkan ke dalam tubuh manusia. Jadi, sel-sel hewan, virus, bakteri, darah, dan nanah disuntikkan ke dalam tubuh manusia. Logika setan ini adalah menjijikkan menurut Islam.

Imunisasi digembar-gemborkan sebagai suatu bentuk keajaiban pencegahan penyakit, padahal faktanya cara itu tidak lebih hanya sebagai proyek penghasil uang para dokter dan perusahaan farmasi. Dalam kenyataannya, imunisasi lebih banyak menyebabkan bahaya daripada kesehatan. Bahkan, mengacaukan proses-proses alami yang ada dalam ciptaan-Nya. Nah, dengan paparan singkat ini, orang tua mana yang merasa tidak takut untuk memberikan imunisasi pada anaknya? (dsw)

Majalah Nikah Volume 6 No.2 Mei 2007.

oh ayi, dimana engkau ?


beberapa bulan yang lalu, aku punya seorang murid laki-laki yang gemuk dan lucu biasanya dipanggil ayi. lucu karena ia cadel (umurnya hampir genap 5 tahun). Biasanya setiap kali datang ke bimbel, walaupun belum kelihatan batang hidungnya (karena masih diselasar yang terlindung pohon mangga) sudah mengucapkan salam " thalamoletoooooooooooooom" dan segera menaiki tangga dengan sedikit berlari hingga duduk tepat disampingku.
dari hari senin sampai jum'at les bimbel berlangsung, begitulah setiap hari aktifitas ayi datang kebimbel. suatu ketika aku sedang mengajarkannya berhitung, biasalah dan maklum saja masih anak tk yang sedang belajar matematika, agak syusyahhhhh.
karena malu diperhatikan oleh muridku yang lain ia segera saja melemparkan pertanyaan buat anak-anak kelas 5 yang satu meja dengan ku, bima, raffi, reindo dan chatlin. seraya berkata "ayo ciapa tau, enam amba iga apa? (maksudnya berapa)yang lain menjawab "SEMBILAN!" ayi berkata "calaaaa, uwa' elassy" ayo lagi yaaaa katanya melanjutkan. " cembilan amba ima apa?" merasa ditanya lagi dengan kompak mereka menjawab "EMPAT BELAS" kembali ayi menyalahkan jawaban teman-temannya, tapi teman-teman semuanya faham walaupun disalah-salahkan mereka hanya tertawa saja tanpa mempertahankan kebenaran atas jawaban mereka. lalu dengan PDnya ayi menjawab "calaaa, elassy (sebelas), coba agi yaaa... " ujuh amba iga apa?" yang lain menjawab "SEPULUUUUH" jawab ayi lagi " calaaaaaaaa!( ayi mulai memanas karena mereka tidak ada yang sama jawaban dengannya) apaaaaaan (DELAPAN)bahhhhhhh"
tawa pun tumpah memenuhi ruangan belajar, ternyata semua murid yang datang sore itu mendengarkan pertanyaan ayi. dan tak terasa sore itu ternyata hari terakhirku mengajar ayi padahal selama 2 bulan ia belajar dibimbel ini sudah hampir lancar membaca. entah apa sebabnya ia tak pernah datang apa karena malu atau karena aku libur mengajar disebabkan terkena cacar??????
yang jelas kehadiran ayi telah mengajarkan sesuatu kepada bimbel ini, yakni kesabaran dan pelajaran untuk selalu menghargai pendapat orang lain.
oh ayi kemanakah dikau? teman-teman merindukan mu

Sabtu, 31 Januari 2009

Apa Arti FAMILY ?


Saya menabrak seorang yang tidak dikenal ketika ia lewat. "Oh, maafkan saya" adalah reaksi saya. Ia berkata, "Maafkan saya juga. Saya tidak melihat Anda." Orang tidak dikenal itu, juga saya, berlaku sangat sopan. Akhirnya kami berpisah dan mengucapkan selamat tinggal.


Namun cerita lainnya terjadi di rumah, lihat bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang kita kasihi, tua dan muda. Pada hari itu juga, saat saya tengah memasak makan malam, anak lelaki saya berdiri diam-diam di samping saya. Ketika saya berbalik, hampir saja saya membuatnya jatuh. "Minggir", kata saya dengan marah. Ia pergi, mungkin hati kecilnya hancur. Saya tidak menyadari betapa kasarnya kata-kata saya kepadanya.

Ketika saya berbaring di tempat tidur, dengan halus Tuhan berbicara padaku, "Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, etika kesopanan kamu gunakan, tetapi anak-anak
yang engkau kasihi, sepertinya engkau perlakukan dengan sewenang-wenang. Coba lihat ke lantai dapur, engkau akan menemukan beberapa kuntum bunga dekat pintu. Bunga-bunga tersebut telah
dipetik sendiri oleh anakmu; merah muda, kuning, dan biru. Anakmu berdiri tanpa suara supaya tidak menggagalkan kejutan yang akan ia buat bagimu, dan kamu bahkan tidak melihat matanya
yang basah saat itu."

Seketika aku merasa malu, dan sekarang air mataku mulai menetes. Saya pelan-pelan pergi ke kamar anakku dan berlutut di dekat tempat tidurnya, "Bangun nak.. bangun..", kataku. "Apakah bunga-bunga ini engkau petik untukku?". Ia tersenyum, "Aku menemukannya jatuh dari pohon."

"Aku mengambil bunga-bunga ini karena mereka cantik seperti Ibu. Aku tahu Ibu akan menyukainya, terutama yang berwarna biru." Aku berkata, "Anakku, Ibu sangat menyesal karena telah kasar padamu. Ibu seharusnya tidak membentakmu seperti tadi."

Si kecilku berkata, "Oh, Ibu, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu." Aku pun membalas, "Anakku, aku mencintaimu juga, dan aku benar-benar menyukai bunga-bunga ini, apalagi yang biru."
Apakah anda menyadari bahwa jika kita mati besok, perusahaan di mana kita bekerja sekarang bisa saja dengan mudahnya mencari pengganti kita dalam hitungan hari? Tetapi keluarga yang kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama sisa hidup mereka.

Mari kita renungkan, kita melibatkan diri lebih dalam kepada pekerjaan kita ketimbang keluarga kita sendiri, suatu investasi yang tentunya kurang bijaksana, bukan? Jadi apakah anda telah memahami apa tujuan cerita di atas?

Apakah anda tahu apa arti kata FAMILY?
Dalam bahasa Inggris, FAMILY = KELUARGA
FAMILY = (F)ATHER (A)ND (M)OTHER (I) (L)OVE (Y)OU
Diterjemahkan dari: HARSH WORDS
semoga menjadikan renungan yg bermanfaat

Be Happy, Healthy & Wealthy


Jumat, 30 Januari 2009

Gaya Pengasuhan


Apa hubungannya masa depan saya dan anak-anak dengan gaya saya mengasuh anak? Sebuah pertanyaan yang wajar, jika kita mencermati pernyataan judul di atas. Jika anak kita menjadi orang yang bahagia, tahu apa tujuan hidupnya, menghasilkan karya yang berguna bagi bangsa, tentunya kita turut menjadi bahagia juga kan di masa depan ?

Coba bayangkan apabila anak kita tumbuh menjadi orang yang miskin, pemurung, tidak tahu harus bekerja di bidang apa, tidak tahu cara memilih pasangan hidup, tentunya, kita di masa depan akan ikut menjadi tidak bahagia dan mengalami penyesalan seumur hidup, bukan?

Memiliki anak yang bahagia, tahu tujuan hidupnya dan mampu berkarya adalah hasil pengasuhan yang kita lakukan sejak anak masih dalam perlindungan kita. Jika kita salah mengasuhnya maka ia akan menjadi apa yang telah kita asuhkan. Ambil contoh Obama, jika Obama tetap diasuh oleh ibunya dan tinggal di Indonesia, ia tentunya akan menjadi Obama yang berbeda dengan Obama sekarang. Pengasuhan yang diterima olehnya, mengharuskan ia untuk bisa mengakomodasi perbedaan yang ada disekelilingnya. Ia yang berkulit hitam harus bisa bergaul dan beradaptasi dengan lingkungan tempat kakek neneknya tinggal yang jelas-jelas berkulit putih. Hasilnya, bisa dilihat dalam kabinet yang dibentuknya. Ia berencana menyatukan orang-orang hebat yang memiliki pandangan berbeda dengan dirinya menjadi 1 kabinet.

Saat ini, Obama mengusulkan Hillary Clinton, mantan rivalnya dalam pencalonan presiden dari partai Republik. Bahkan, McCain yang jelas-jelas memiliki pendapat berbeda dengannya, direncanakan akan direkrut sebagai salah satu mentri dalam kabinetnya. Hebat bukan ? Coba imajinasikan, jika Obama tetap tinggal di Indonesia dan menjalani proses pendewasaan di sini. Mungkinkah Obama menjadi pribadi yang berbeda?
Pernahkah anda mendengarkan orangtua yang menuntut anaknya seperti ini, ”Pokoknya … kamu harus pulang ke rumah sebelum jam 8”. Tanpa ada penjelasan mengenai mengapa anak harus pulang jam 8. Atau tidak memberikan anak pilihan keputusan yang bisa dipilih, ”Papa mau kamu masuk kuliah jurusan ABC. TITIK.” Atau, orangtua yang berkata kepada anak usia SMP,”Ya sudah … terserah kamu! Yang menurut kamu baik, jalankan saja.” Tanpa penjelasan dan batasan mengenai apa yang baik dan jelek. Padahal usia ini masih mencari mengenai hal yang baik dan tidak baik. Ketiga orangtua ini memiliki gaya mengasuh yang berbeda kepada anaknya.

Untuk lebih menyederhanakan, gaya pengasuhan dapat diibaratkan (namun tidak dapat disamakan) dengan gaya kepemimpinan di kantor. Dalam kehidupan sehari-hari, jika kita sebagai karyawan, kita berjumpa dengan bos atau atasan kita yang memiliki gaya memimpin berbeda. Ada yang otoriter, yang tidak memiliki empati kepada anak buah sehingga setiap tugas atau perintah harus dilaksanakan dengan segera (seperti dalam film The Devils Who Wear Prada).

Ada juga bos yang bisa memahami anak buahnya sekaligus mampu bertindak tegas, bisa membedakan urusan personal atau urusan profesional. Ada juga bos yang bisa disetir oleh anak buah. Atau bos yang tidak peduli pada hasil kerja anak buah sudah berkualitas atau tidak, yang penting mereka tetap bekerja dan tetap dibayar penuh tiap bulannya. Gaya kepemimpinan ini tentunya akan berpengaruh pada suasana kantor serta berpengaruh pada hasil pekerjaan anak buah yang dipimpin bukan ?

Nah, gaya pengasuhan adalah cara yang kita gunakan dalam merawat, berkomunikasi, dan mendidik anak kita. Mengapa sampai muncul penelitian tentang gaya pengasuhan ? Karena hal ini sangat berpengaruh terhadap pembentukan anak ketika dewasa. Penelitian mengenai gaya pengasuhan ini telah dilakukan sejak tahun 1930-an. Salah seorang peneliti yang teorinya banyak digunakan hingga sekarang dan dianggap paling populer adalah Diana Baumrind. Penelitiannya dilakukan pada tahun 1968 dan hingga sekarang, hasil penelitiannya ini masih digunakan oleh masyarakat umum dan dijadikan bahan penelitian oleh mahasiswa.

Gaya pengasuhan menurut Baumrind, dibedakan menjadi 4 kategori yaitu gaya authoritarian, gaya authoritative, gaya permissive, dan gaya neglectful/uninvolved. Perbedaan dasar ke-empat gaya pengasuhan ini adalah terletak pada harapan orangtua dan kehangatan kasih sayang yang ditunjukkan oleh orangtua.

1. Gaya Pengasuhan Authoritarian.
Orangtua yang memiliki gaya pengasuhan ini dapat disamakan dengan bos yang tegas dan kejam. Beliau dengan jelas menerapkan visi perusahaan dan dia dengan tegas menjalankan semua peraturan yang memang harus dilakukan tanpa pandang bulu. Tiap anak buah harus menaati tanpa kecuali. Bos tipe ini tidak dapat diajak diskusi dan tidak boleh ada yang mempertanyakan alasan pemberlakuan peraturan. Ya… bisa dibayangkan, tipe anak buah yang dipimpinnya. Penurut, tidak berani ambil keputusan, hanya berani menentang dibalik punggung bos. Atau melakukan korupsi kecil-kecilan asal tidak ketahuan sebagai tanda melawan bos.

Gaya bos seperti itu, juga terbawa sampai di rumah dan digunakan untuk memperlakukan istri/suami dan anaknya. Biasanya pemikiran yang melandasi adalah anak tidak tahu yang benar dan baik, jadi harus menuruti keinginan orangtua, menjalankan peraturan yang diberikan tanpa boleh dipertanyakan atau diberikan hak untuk memilih. Selain tegas menerapkan peraturan dan keinginannya orangtua tipe ini juga kurang memiliki hubungan emosional yang hangat dengan anaknya. Mereka cenderung mengabaikan kebutuhan emosi anak, menerapkan kondisi cinta bersyarat dan menggunakan ancaman untuk tidak memberikan cinta atau perhatian jika anak tidak mau menurut. Komunikasi dengan anaknya pun tidak jauh berbeda dengan yang dialami salah seorang klien saya, dibumbui dengan sedikit manipulasi dan ancaman terselubung “Kalau kamu mau disayang sama mama dan papa, kamu harus menjadi anak yang baik dan penurut.”

Atau “Papa dan mama paling suka lho… sama anak yang mau mendengarkan kata-kata papa mamanya, nggak nakal, sayang sama adiknya/kakaknya.”

Atau “Papa jadi sayang sama kamu karena kamu bisa mendapatkan nilai 8 untuk ulangan matematika tadi.”

Tentunya, anak yang terus menerus menerima perlakuan ini berkembang menjadi anak yang kurang memiliki rasa aman, memiliki konsep diri yang kurang sehat, kurang percaya diri, dan cenderung mengkaitkan kepemilikkan materi atau status sebagai simbol rasa amannya.

Apabila keadaan ini terus berlanjut, anak tumbuh menjadi pribadi penurut, pasif, biasanya tidak bermasalah dalam beradaptasi dengan norma atau kebalikannya cenderung menentang otoritas. Keduanya sama-sama kurang trampil dalam bersosialisasi. Mereka juga biasanya tumbuh menjadi orang dewasa yang tidak tahu apa yang baik untuk diri mereka ataupun tujuan hidup mereka. Mereka sering mengalami kebingungan mengenai hal yang benar dan salah. Orang yang tumbuh dengan keadaan demikian tentunya tidak akan mengalami kebahagiaan dalam hidupnya.

Orang yang tumbuh menjadi pribadi yang penurut dan pasif akan lebih senang jika orang lain yang mengambil keputusan untuk dirinya. Akibatnya, hubungan yang dibina oleh orang seperti ini akan menjadi sebuah hubungan yang rapuh, mudah mengalami konflik. Bahkan ketika memasuki pernikahan, mereka cenderung memilih pasangan yang suka mengontrol dan kasar. Atau, kemungkinan kecil, orang yang tumbuh cenderung melawan secara terang-terangan kepada orangtua dengan melakukan hal-hal yang tidak disukai oleh orangtua. Misalnya kabur dari rumah atau menjalin hubungan dengan pasangan yang jelas-jelas tidak disukai oleh orangtua. Biasanya gaya pengasuhan ini lebih banyak berdampak negatif kepada anak laki-laki daripada anak perempuan. (bersambung)

Sandra M.,MPsi, Psikolog

 

Featured