Senin, 02 Maret 2009

Seni Bicara ame Bayi


Hi hi hihihi, foto ini diambil ayahnya ketika saya ngajak bicara fakhri ba’da shalat maghrib, ternyata fakhri antusias juga melihat gambar-gambar & angka-angka di buku senang matematika milik abangnya fazli, dengan nada bicara yang kurang jelas (seputar huruf hidup; a, I, u, e, o), ia menunjuk-nunjuk gambar dengan bibirnya hingga memaksakan untuk berdiri melampaui bahuku, subhanallah.. anak ku baru berumur 7 bulan punya kemauan keras ingin tau sesuatu, semua ini tentunya barokah dari Allah dan ikhtiar untuk selalu mengembangkan kecerdasan bayi… anda juga ingin kan? Nih.. silahkan baca tips-tips berikut ini;


1. Memperkenalkan Nama Benda
Perkenalkan segala sesuatu di sekitar kita kepada bayi. Ini bisa dimulai dengan yang sederhana, seperti wajah kita. Yuk, ajak tangan bayi menjelajahi wajah kita. Sambil menyentuh setiap bagiannya, sebutkan mana mata, hidung, mulut, telinga, dan lain-lain. Lalu, lanjutkan dengan anggota tubuh. Lebih jauh lagi, perkenalkan bayi pada nama-nama benda di sekitarnya; bola, meja, kursi, kotak. Perkenalkan pula si kecil pada pohon, mobil, kucing, anjing, dan aneka obyek di luar rumah.

2. Menjadi Pendengar
Meski bayi belum mampu mengungkapkan keinginan atau gagasan lewat kata-kata yang jelas, sebaiknya mulailah ''mendengarkan'' setiap ia ''mengungkapkan'' sesuatu. Jadilah pendengar aktif. Usahakan mengira-ngira apa yang ingin bayi ungkapkan. Lalu, berikan respon. Misal, ''Oh, bagus sekali!'' atau ''Apa betul?'' Ajak pula bayi berdialog, meski ia hanya akan merespon dengan gumaman, gerakan, senyum atau bahasa tubuh lainnya.

3. Memperkenalkan Konsep
Segala sesuatu di sekitar bayi merupakan hal baru baginya. Nah, kewajiban kitalah mengenalkannya kepada bayi melalui berbagai konsep, eperti konsep panas-dingin, naik-turun, masuk-keluar, kosong-penuh, berdiri-duduk, basah-kering serta besar-kecil. Pengenalan konsep dasar ini bisa dilakukan sesederhana mungkin. Dan, bisa didapat dari peristiwa sehari-hari di sekitar bayi. Misal, saat menggantikan popok, kita bisa memberitahukan padanya, ''Popokmu basah kena pipis. Nah, sekarang Mama ganti dengan popok yang kering.''

4. Menjelaskan Sebab-Akibat
Konsep sebab-akibat juga perlu diperkenalkan, mengingat bayi sedang giat mempelajari segala sesuatu. Kita bisa mulai dengan menjelaskan berbagai fungsi dan sebab-akibat bekerjanya benda di rumah. Misal, tombol lampu. ''Kalau tombol ini Mama tekan ke atas, lampu akan menyala dan ruangan jadi terang. Tetapi kalau ditekan ke bawah, lampu padam dan ruangan jadi elap.''
Tentu saja tak cuma benda mati. Sebab-akibat pada perasaan orang juga bisa diperkenalkan. Contoh, ''Mama sedih kalau kamu nggak mau makan''. Ini akan mengasah kepekaan bayi.

5. Memperkenalkan Warna
Warna-warni bisa ditunjukkan sambil memperkenalkan benda dan segala sesuatu di sekitar bayi. Misal, ''Itu balon, Nak. Warnanya merah, seperti bajumu.''

6. Mengulangi Kata-Kata
Agar bayi mampu mengingat lebih tajam segala sesuatu yang diperkenalkan padanya, sebaiknya kata-kata yang diperkenalkan selalu diulang-ulang. Misal, ''Pintar, makannya sudah habis. Haaabiiis.''

7. Memperkenalkan Kata yang Benar
Hindari penggunaan kata-kata yang dipermudah atau dicadel-cadelkan, seperti ''mamam'' untuk makan, ''mimik'' untuk minum, atau lainnya. Gunakan kata-kata yang benar. Karena, ini membantu bayi memahami konsep dengan benar.

8. Perkenalkan Kata Ganti
Walau bayi belum bisa menggunakan kata ganti, tak ada salahnya mulai memperkenalkannya. Beritahu pula konsep kepemilikan. Misal, ''Ini kue untuk Adek, untuk kamu,'' atau ''Ini punya Mama, punya saya''.

9. Memacu Respons
Banyak cara memancing bayi agar merespons atau menjawab pertanyaan kita. Misal, memberi berbagai pilihan dan meminta bayi memilih salah satu, ''Mau pakai baju merah atau kuning?'' Atau, bisa juga meminta bayi menunjukkan atau mengambil benda yang kita tanyakan, ''Coba, yang mana boneka Laa Laa?''

10. Hindari Pemaksaan
Jika bayi cuma menjawab dengan ekspresi atau bahasa tubuh, bantulah dengan memberi pilihan. Misal, ''Ari mau pilih bola atau boneka?'' Kalau kata-katanya tetap tak keluar, komentari pilihannya, ''Oh, Ari pilih bola, ya?'' Hindari pemaksaan bila bayi tetap tak mau bicara. Bersabar dan teruslah berlatih.

11. Menyederhanakan
Arahan yang rumit bisa membingungkan bayi. Jadi, sampaikanlah arahan verbal satu per satu. Misal, ''Tolong ambilkan bola.'' Tunggu sampai bayi melakukannya, baru lanjutkan, ''Nah, sekarang berikan pada Mama.'' Beri pujian bila ''tugas'' itu dilakukan dengan baik, agar bayi tahu bahwa yang dilakukannya benar.

12. Hati-hati Memperbaiki
Kekeliruan berbahasa karena keterbatasan artikulasi bayi bisa mulai diperbaiki secara hati-hati. Ungkapan ''..bil!'' untuk ''mobil'', dapat langsung diperbaiki lewat jawaban ''Pintar, itu mobil''. Tak perlu mengulang-ulang kesalahan ucapan bayi. Sebetulnya ia sudah mengetahui ucapan yang seharusnya keluar.

13. Membaca Bersama
Perkenalkan bayi pada buku bacaan bergambar yang memiliki kalimat berirama dan sederhana seperti pantun. Ajaklah ia bersama-sama mengucapkan dan menunjukkan gambar-gambarnya. Misal ''Gajah bermain bola.'' Mintalah bayi menunjukkan mana gajah dan mana bola. Lakukanlah ini sesering mungkin. Lama-lama bayi akan akrab dengan kata-kata di buku tersebut dan tertarik untuk belajar lebih banyak lagi.

14. Mengenalkan Angka
Ini bukan pelajaran berhitung, melainkan sekedar mengenal angka satu dan lainnya sambil bermain. Misal, ''Adik boleh ambil satu kue. Saa-tuu...'' (sambil memperlihatkan jari kita menunjukkan ''satu''). Atau,
''Ambil mainan, yang baaa-nyaak.'' Menghafal angka juga sudah bisa dilakukan. Sambil naik tangga atau memasukkan mainan ke dalam boks, kita membilang, ''Satu, dua, tiga...''

15. Menyanyi
Menyanyi adalah cara mudah ''merekamkan'' beragam kosakata di benak bayi. Kelak, begitu mendengar potongan melodi dan irama lagu tersebut, rekaman itu akan keluar dengan sendirinya dari mulut bayi. (kebetulan ayahnya seorang nasyider, jadi lebih mudah)
http://info.balitacerdas.com

0 komentar:

Posting Komentar

 

Featured